Emulsi merupakan jenis koloid dengan fase terdispersi berupa zat cair. Berdasarkan medium pendispersinya,
emulsi dapat dibagi menjadi: emulsi gas, emulsi cair, dan emulsi padat.
Emulsi gas merupakan
emulsi di dalam medium pendispersi gas. Aerosol cair seperti hairspray dan baygon, dapat
membentuk sistem koloid dengan bantuan bahan pendorong seperti CFC. Selain itu juga mempunyai sifat seperti sol liofob yaitu Efek Tyndall, Gerak Brown.
Emulsi cair
merupakan emulsi di dalam medium pendispersi cair. Emulsi cair melibatkan
campuran dua zat cair yang tidak dapat saling melarutkan jika dicampurkan yaitu
zat cair polar dan zat cair non-polar. Biasanya salah satu zat cair ini adalah
air dan zat lainnya seperti minyak.
Contohnya adalah pada susu.
Sifat emulsi cair yang penting ialah: demulsifikasi dan
pengenceran.
Kestabilan emulsi cair
dapat rusak akibat pemanasan, pendinginan, proses sentrifugasi, penambahan elektrolit, dan perusakan zat
pengelmusi.
Emulsi dapat diencerkan
dengan penambahan sejumlah medium pendispersinya.
Emulsi tersusun atas
tiga komponen utama, yaitu:
1.
Fase terdispersi (zat cair yang terbagi-bagi menjadi
butiran kecil kedalam zat cair lain (fase internal).
2.
Fase pendispersi (zat cair yang berfungsi sebagai bahan dasar (pendukung)
dari emulsi tersebut (fase eksternal).
3.
Emulgator(zat yang digunakan dalam kestabilan emulsi).
Ada dua tipe emulsi,
yaitu:
a. Emulsi A/M yaitu butiran-butiran air terdispersi dalam minyak. Air
berfungsi sebagai fase internal & minyak sebagai fase eksternal)
b.
Emulsi M/A yaitu butiran-butiran minyak terdispersi dalam air.
Pada emulsi A/M, maka
butiran-butiran air yang diskontinyu terbagi dalam minyak yang merupakan fase
kontinyu, Sedangkan untuk emulsi M/A adalah sebaliknya. Kedua zat yang
membentuk emulsi ini harus tidak atau sukar membentuk larutan dispersirenik.
Referensi :
0 comments:
Post a Comment